30 December 2017

Resensi Buku: SHADE OF CATALYST: Prologue: Silver Light of Dawn

Shade of Catalyst
Prologue: Silver Light of Dawn
Penulis: cheezemate
Penerbit: Koloni Publisher
Terbit: 27 November 2017
Rating: 3 of 5 stars
(Review ini bekerja sama dengan Penerbit m&c!)

Blurb: Di ambang kehancuran dunia, memilih kehidupan di dalam ilusi terdengar lebih baik bagi siapapun. Lagipula, siapa yang tidak suka bermain GAME?

Kehidupan manusia di masa depan pada tahun 2098 semuanya serba teknologi canggih dan di bawah kendali Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan. Artificial Intelligence sendiri memiliki pengertian sebuah teknologi komputer yang diberi instruksi dan aplikasi pintar setara dengan kecerdasan manusia. Kehidupan masa depan yang damai dan tentram kemudian terganggu oleh kemunculan supervirus yang berbahaya. Supervirus ini merusak jaringan komputer di dunia. Sebuah perusahaan bernama Genesis Inc. memberi solusi atas permasalahan tersebut, yaitu menggunakan kesadaran manusia sebagai antivirus di dalam pertarungan virtual reality.
Jika kronoa itu sampai habis, atau para iblis mengalahkan kakak... Kakak akan dimakan kegelapan. 
Lev, seorang laki-laki yang melibatkan diri untuk bertempur melawan supervirus. Sebelumnya, Lev bertemu seorang perempuan yang keluar dari pintu gerbang besar yang muncul di depannya. Perempuan itu menawarinya masuk ke dalam permainan dunia virtual reality. Perempuan itu memberitahu Lev, jika kronoa yang dimilikinya habis, ia akan mati. Jadi, di dalam permainan virtual reality ini setiap manusia akan memiliki peringkat dan dapat mengetahui level kemampuan serta kekuatannya. Lev baru saja berhasil menyelesaikan satu hidden quest. Lalu menyusul ke tempat teman-temannya berada yaitu: Aria, Jin dan Victor. Dari semua anggota tim yang ada, level Lev yang paling tinggi yaitu 87. Sedangkan Aria di peringkat 82, Victor peringkat 83 dan Jin di peringkat 84. 
Tentu saja, setelah ini kita akan jadi legenda! 
Setelah menyelesaikan hidden quest, Lev bersama Jin dan Victor menuju kota permulaan, EXORSA untuk menukarkan binatang yang dimaksud di hidden quest dengan reward atas kemenangannya tadi. Reward tersebut berupa tiga kantong koin dan semacam kotak harta karun kecil. Setelah itu Lev sengaja memisahkan diri dari kedua temannya--kembali ke rumah untuk bersih-bersih. Di rumah itu ia memanggil Claire, operator komputernya yang manis. Ia bermaksud menyampaikan pesan pribadinya kepada Erik, adiknya melalui Claire. Beberapa saat kemudian, sebuah special quest muncul tiba-tiba!

Credit to @shade_log instagram

Shade Catalyst: Prologue: Silver Light of Dawn memiliki tema game, drama dan fiksi dengan plot utama mengenai kehidupan manusia modern yang melibatkan artificial intelligence di segala aspek. Kehidupan yang semula damai tersebut mulai terusik ketika supervirus datang merusak jaringan komputer dunia. Untuk menghancurkan supervirus, sebuah perusahaan memberi solusi berupa permainan game virtual reality yang memanfaatkan kesadaran manusia. Plot utama yang menjadi dasar cerita sangat menarik karena ini komik bertema game pertama yang aku baca. Dari segi desain gambar tidak perlu diragukan lagi keindahannya. Pergerakan setiap tokoh ketika sedang beraksi mampu digambarkan dengan baik dan halus. Latar gambarnya pun tidak kalah apik.

Alur cerita yang digunakan adalah kombinasi. Saat pertama membaca halaman pertama, aku sedikit bingung dengan apa yang sedang terjadi. Situasi yang dibangun membuatku penasaran; apa yang melatarbelakangi konflik di komik ini? Sampai di pertengahan pertanyaan itu masih membayangi. Baru kemudian di akhir cerita pengarang berbaik hati menjelaskan penyebab awal dari seluruh kejadian yang ada. Adegan pertarungan di special quest terasa menegangkan. Dari segi penokohan, Lev sebagai tokoh utama tentu yang paling disorot. Lev digambarkan sebagai sosok penyayang, tidak mudah menyerah, kuat, bertanggung jawab dan rela berkorban. Victor yang bergaya necis nan tampan sebenarnya agak mesum, suka pesimis dan mudah dipengaruhi. Namun menurutku karakter Lev ini cenderung lemah dan tidak ada ciri khas tertentu. Bagiku tokoh yang paling mencolok adalah Victor dengan karakteristiknya yang unik dan memorable. Aria juga tidak kalah berkesan dengan imagenya seperti wanita tangguh. Sedangkan Jin anaknya pendiam dan cool. 

Kekurangan dari komik ini adalah tidak ada catatan penjelas mengenai istilah-istilah asing seperti MP, HP, korona, dan lainnya terkait dengan permainan virtual reality di dalam buku. Bagi pembaca yang merupakan seorang gamer mungkin bisa langsung paham. Namun, bagi pembaca yang tidak tahu menahu soal game sejenis ini akan kesulitan. Karena aku sendiri mengalaminya saat sedang membaca komik ini. Aku sampai menebak-nebak arti dari semua istilah tersebut dan aku pun bertanya kepada adikku yang sudah khatam main game. Aku sempat terpikir soal HP dan MP--jangan-jangan dua istilah tersebut maksudnya energi dan jurus yang dimiliki pemain? Soalnya di game Sengoku Basara seperti itu ehe. Kata adikku MP itu semacam energi si pemain dan HP itu nyawa. Kemudian klimaks ceritanya terlalu cepat dan menurutku masih banyak hal yang bisa dikembangkan untuk memperkuat cerita. Sejujurnya selesai membaca komik ini aku merasa kosong--semacam belum puas dengan ceritanya. Kemudian hubungan Lev dengan Erik yang merupakan adiknya pun meninggalkan pertanyaan, di komik hanya dilihatkan bahwa keduanya memiliki keterlibatan di masa lalu. 

Secara keseluruhan, komik ini memiliki premis cerita yang menarik sehingga memberi pengalaman membaca yang asik dan seru. Namun, bukunya kurang tebal sehingga ceritanya kurang padat. Plotnya pun masih banyak yang perlu dikembangkan lagi agar pembaca bisa lebih menikmati. Beruntung kekurangan tersebut diselamatkan dengan desain gambar yang keren. Aku sangat berharap ada kelanjutan dari Shade of Catalyst ini :) 

P.S: Komik Shade of Catalyst sebelumnya sudah diterbitkan di Webtoon. Di dalam komik ini terdapat bonus pin up dan cerita tambahan di halaman belakang. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...