11 February 2018

Book Review: Twins in Love by Nathalia Theodora

Twins in Love
Pengarang: Nathalia Theodora
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Tahun Terbit: Agustus 2016
Tebal buku: 208 halaman
Rating: 5 of 5 stars 
Nggak enak jadi anak kembar. Selalu dibanding-bandingin.
Cheryl dan Cindy merupakan kakak beradik kembar yang akan mengikuti MOS sebelum sah menjadi murid SMA Mutiara Indah. Pagi hari itu semuanya serba terburu-buru karena Cindy sangat sulit bangun pagi sampai Cheryl harus membangunkannya dan menyiapkan pakaian seragam putih milik Cindy. Setelah selesai menghabiskan sarapan Chery segera menuju mobil ayahnya. Namun, Cindy izin ke kamar mandi dulu sebelun berangkat. Hal itu membuat Cherly kesal karena mereka akan terlambat. Maklum Cindy anaknya pemalu, agak sulit berkenalan dengan orang di lingkungan sekolah baru. Berbeda dengan Cheryl yang ceria, mudah akrab dengan orang lain.

Sesampainya di sekolah anak-anak baru sudah berkumpul di lapangan; lengkap dengan atribut aneh-aneh khas acara MOS. Cherly dan Cindy segera menuju lapangan agar tidak hukum. Saat Cherly membuka gerbang belakang sekolah, ia mendengar seseorang jatuh ke dalam kolam ikan. Seseorang itu adalah laki-laki berparas tampan dan tinggi. Laki-laki yang basah kuyup tersebut memarahi Cindy karena Cindy yang menyebabkan dirinya tercebur. Badan Cindy gemetaran sakung takutnya dengan laki-laki itu. Cheryl pun datang membelanya dan meminta laki-laki tersebut meminta maaf kepada Cindy. Namun, laki-laki itu enggan minta maaf sehingga keduanya terlibat percekcokan.
Soalnya menurut gue, Kevin aja udah cukup untuk mengisi hati lo. Ntar kalo ditambah Alvin malah jadi overload, lho.
Sementara itu dihadapan anak-anak baru yang berbaris di lapangan, telah berjejer kakak kelas panitia MOS yang sibuk berteriak mengatur peserta MOS. Cheryl dan Cindy yang terlambat disuruh berbaris paling depan di kelas X-1. Di baris yang sama, Chery dan Cindy berkenalan dengan teman-teman baru, yaitu Lily, Jessica dan bertemu lagi dengan Mita--teman satu sekolah saat SMP. Beberapa menit kemudian, muncul laki-laki yang tadi basah kuyup, berdiri di depan para anak baru bersama panitian MOS yang lain. Di sana ia mulai memperkenalkan diri, namanya Kevin Reynaldo sebagai ketua panitia MOS. Kemunculan Kevin membuat Cheryl dan Cindy terkejut bukan main. Kejadian di kolam itu membuat Cheryl dan Kevin saling membenci. Sedangkan Cindy justru merasa tertarik dengan pesona Kevin. Hingga suatu ketika Cheryl dan Cindy menemukan fakta mengejutkan bahwa Kevin memiliki kembaran bernama Alvin Reynaldo.
Setelah mengobrak-abrik Goodreads demi mendapat info buku yang menarik untuk dibaca, aku menemukan Twins in Love ini. Hampir setahun aku mencari buku ini di toko buku dan di Ijak, tetapi tak kunjung ketemu. Kemudian, aku memasang aplikasi iPusnas. Dan... WALLA. AKU MENEMUKAN TWINS IN LOVE!. Buku ini berhasil menggugah hasrat membacaku yang hampir setengah tahun kemarin menghilang entah ke mana akibat belum move on dari novel Chronicles of Audy.

Ide cerita utamanya sederhana dan teenlit banget. Sekitar kisah anak kembar yang menjalani kehidupan awal sebagai murid SMA. Konon kisah SMA banyak cerita cintanya. Meskipun idenya klise--mudah ditemui di buku-buku lain, novel ini tetap memiliki ciri khas sendiri yang membuatnya istimewa. Dimulai dari penokohan anak kembar Chery-Cindy, Alvin-Kevin dan teman-teman dibuat sangat kuat dan punya ciri khas masing-masing. Karakter Chery-Cindy sangat menarik, meski kembar sifat mereka sangat bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari gaya percakapan mereka; Cindy yang terlihat centil dan pemalu dan Cheryl yang tegas dan pemberani. Begitu juga Alvin yang lebih dewasa dan kalem diimbangi dengan Kevin yang keras kepala dan populer.

Di sini hubungan saudara kembar sangat terasa seperti ketika Kevin turut merasa sakit saat Alvin terluka akibat jatuh dari motor. Sudut pandang cerita di novel ini adalah Cheryl sehingga pembaca bisa mengetahui bagaimana pikiran dan perasaannya terkait konflik cinta yang melibatkannya. Kekurangan dari novel ini adalah deskripsi fisik Cheryl dan Cindy yang kurang detail. Semisal rambut, alis, hidung dan lain sebagainya. Kemudian tokoh Tony yang cukup mengganggu di mana dia menyebut anak-anak baru dengan sebutan "sayang" padahal mereka baru saja kenal. Wajarnya sih orang akan merasa risih dipanggil seperti itu.

Walaupun alur teenlit itu mainstream soal saling labrak-benci-jadi cinta-terus jadian, di sini penulis membuat plot twist yang cukup menghibur. Adegan ini kubaca berkali-kali anyway. Amanat yang bisa didapat adalah tiap saudara pasti pernah saling bersaing; di saat yang sama juga menyayangi satu sama lain. Hingga ada kalanya salah satu mengalah demi kebahagiaan saudaranya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...