18 Desember 2017

Resensi Buku: Alex: Kesatria by Gladys Elisabeth

       
Alex: Kesatria
Pengarang: Gladys E.
Penerbit: Koloni Publishers
Tebal buku: 208 halaman
Terbit: 27 November 2017
Rating: 3 of 5 stars
(Review ini bekerja sama dengan Penerbit m&c!)
Blurb: Karena membela seorang murid yang ditindas, Alex ikut menjadi sasaran penindasan oleh geng yang paling berkuasa di sekolah. Namun, Alex tidak goyah karena percaya bahwa tindakannya tidak salah. Lalu, suatu malam, saat sedang membantu mencari anak kandung ibu tirinya yang hilang, Alex terlibat di sebuah kasus besar yang berhubungan dengan kasus pembunuhan dalam gang. Sebuah kasus yang akan menguji rasa keadilan Alex, sekaligus membahayakan nyawa. Apa anda suka negara ini?
Pagi hari itu Alexis Maximilian sedang menuju ke sekolahnya dengan menaiki mobil yang dikendarai oleh ibu tirinya bernama Linda. Sesampainya di sekolah, baru beberapa menit kemudian salah seorang murid perempuan mendatangi Alex untuk meminta tolong. Salah seorang temannya sedang ditindas. Namun permintaan perempuan itu dicemooh oleh Joko, teman dekat Alex. Karena perempuan itu pernah membully Alex, tetapi tidak malu meminta tolong; tanpa minta maaf terlebih dahulu.

Alex pun bersedia memberi bantuan dan menganggap murid perempuan tersebut tidak perlu meminta maaf kepadanya. Sudah berani berbicara dengannya saja sudah cukup. Di tempat lain, Rini yang merupakan teman si murid perempuan tadi rupanya sedang ditindas. Pelaku perundungan adalah Christine, anak donatur sekolah dan dua anak kembar bernama Lenny dan Rena yang menjadi kaki tangannya. 
Karena gue yakin, kebaikan dapat mengubah seseorang sedikit demi sedikit.
Penindasan yang dilakukan Christine dan kedua temannya cukup keji hingga Rini tidak mampu berkutik. Untunglah saat itu Alex lekas datang untuk menghentikan aksi ketiga orang tersebut. Namun, Christine tetap melanjutkan aksinya. Bahkan ia memanggil satu teman lagi bernama Rangga yang membawa beberapa butir telur--yang kemudian dilemparkan ke arah Rini. Dengan sigap Alex menutupi tubuh Rini yang kotor terkena lemparan telur itu menggunakan jaket merah khasnya. Rini pun dibawa ke UKS oleh murid perempuan tadi. Usai penindasan tersebut Alex dan Christine terlibat percakapan yang serius.
Gue ingin beri kontribusi positif supaya orang nggak pesimis dengan negara ini. 
Kegiatan belajar di sekolah sudah selesai. Alex menyempatkan diri bermain PS sebentar di rumah Joko. Kemudian, tiba-tiba ibu tirinya datang menjemput dan membawa kabar buruk: anak perempuannya menghilang!

credit to @gredell_elle instagram

Sebelum membaca komik ini aku menyempatkan melihat teasernya di fanspage ELLE/G&E. Saat pertama melihatnya, aku sangat penasaran dengan cerita Alex: Kebangkitan. Melihat situasi konflik yang dibangun hampir sama dengan kondisi Indonesia saat ini. Bisa kukatakan, premis awal komik Alex: Kebangkitan ini sangat menarik dan membuat penasaran. Pola pemikiran Alex sangat jarang ditemui di masa sekolah--maksudku, berapa persen orang yang peduli dengan keadilan, hukum, politik dan lain sebagainya? Aku cenderung fokus pada tokoh Alex terlihat kurang terbuka dengan orang lain, agak misterius dan berpendirian kuat. Juga tokoh Christine yang menurutku agak sulit dipahami tindakannya, tapi sifatnya cukup menarik dan dia juga perhatian dengan teman-teman. Lalu, tokoh Elle yang merupakan tokoh utama di komik sebelumnya juga muncul. Aku sangat bisa mengerti mengapa Elle bertindak sejauh itu--meskipun tindakannya cukup berbahaya.

Melalui tokoh Alex, pembaca seakan diajak untuk memikirkan kondisi negara Indonesia yang sudah cukup mengkhawatirkan; penegakan hukum yang tidak serius, tindakan korupsi merajalela, anak-anak yang melanggar aturan sekolah dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, Alex juga mengajak pembaca untuk selalu update berita terbaru dan tidak apatis terhadap masalah politik di negara kita. Karena hanya sedikit sekali anak SMA yang menonton berita dan tertarik dengan dunia politik. Menonton berita itu penting, gengs! Walaupun Alex terlihat dingin, dia sebenarnya seseorang yang perhatian. Aku merasa agak cringe sewaktu Alex sok menggombali pacarnya. Ya gimana mau baper kalau ngomongnya aja pakai muka serius :'). Alex juga memberi contoh bahwa anak sekolahan pun dapat berkontribusi kepada negara dengan hal-hal kecil seperti melawan penindasan di sekolah dan menegakkan kebenaran.

Credit to @gredelle_elle instagram

Aku pikir tindakan Alex yang tetap berbuat baik meskipun ia korban perundungan perlu juga diapresiasi. Kesannya naif memang, tapi alasan Alex dibalik tindakan baiknya itu benar adanya. Sedangkan menurutku tokoh Christine ini menunjukkan seseorang bisa berbuat seenaknya jika ia punya uang dan kekuasaan. Mungkin niat Christine baik, ingin menegakkan keadilan, tetapi justru menciptakan standar ganda. Dari segi ceritanya sudah cukup bagus dan menegangkan. Pembaca diajak berpikir siapa pelaku pembunuhan di dalam gang dan motifnya. Di sini ada beberapa orang yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan. Adegan kriminal di awal halaman agak kurang apa ya bahasanya kurang halus ceritanya. Tapi adegan aksi di akhir, ceritanya mengalir. Ada satu adegan di dalam gang itu yang aku nggak paham. Aku mau bahas tapi nanti spoiler :'). Lalu pas adegan heroik si Alex di akhir cerita, kesannya kok sengaja dibuat ala-ala film. Rasanya lebay saja. Mana ada orang lagi sakit bisa ngomong sebanyak itu.

Kemudian saat pertama kali membaca sinopsis buku ini aku merasa agak janggal di bagian "Lalu, suatu malam, saat sedang membantu mencari anak kandung ibu tirinya yang hilang, Alex terlibat di sebuah kasus besar yang berhubungan dengan kasus pembunuhan dalam gang.". Kata 'dalam gang' seharusnya diberi tambahan 'di' merujuk pada suatu tempat. Ada lagi kekurangan dari sisi penulisan dialog yang membuatku tidak nyaman:
1. "Dia pernah bunuh bokapnya sendiri."
2. "Mungkin untuk hindari ketemu si pembunuh"
3. ".... harus bisa sisihkan waktu untuk pasangan dan anak."
Kata yang sengaja kutebalkan itu seharusnya ditulis: membunuh, menghindari, dan menyisihkan. Imbuhan me- di depan ketiga kata kerja dasar tersebut untuk membentuk kata kerja aktif dan mempertegas tindakan. Kalau cuma kata kerja dasar tanpa imbuhan itu rasanya rancu dan aku menemukan tulisan seperti itu di beberapa balon dialog. 

After all, ceritanya seru dan menegangkan untuk diikuti. Mungkin komik ini akan ada kelanjutannya. Karena aku merasa masih ada banyak rahasia yang belum terungkap di antara para tokoh :D

Tambahan:
Alex: Kesatria ini adalah lanjutan dari komik Elle: Kebangkitan yang terbit pada tahun 2015. Jadi buat kalian yang mau membaca komik ini, saranku bacalah Elle: Kebangkitan lebih dulu karena ceritanya saling berkaitan :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...