01 April 2024

Book Review: Wish Me Luck by Ranieva

Wish Me Luck

Pengarang: Ranieva
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit Buku: 14 Juni 2023
Tebal Buku: 240 halaman
Baca di Gramedia Digital
Rating: 








Lo berusaha keras nggak bikin orang sekitar lo khawatir, tapi turns out sikap lo yang menutup-nutupi itu malah bikin orang makin khawatir sama lo. 

Suatu hari saat sedang berada di kafe Auburnใƒผkafe langganannya, seorang laki-laki yang tidak kenal mendekati Sekar dan mengajaknya berkenalan. Laki-laki yang diketahui bernama Banyu itu ternyata diam-diam memperhatikan Sekar tiap kali ia berkunjung ke Auburn Cafe. Pada kesempatan itulah Sekar diberi segelas kopi hangat yang wadahnya sudah ditulisi nomor Banyu. Sekar yang tidak ada niatan mau berkenalan itu pun tetap membawa gelas kopinya dan hanya mendiamkan nomor tersebut. Selang hari berikutnya, Sekar kembali ke Auburn cafe dan menemukan sosok laki-laki itu sedang mencurahkan hatinya tentang progres PDKT-nya kepada dua pegawai cafeใƒผyang juga dikenal akrab oleh Sekar. Dari pertemuan kedua itu, Sekar mendapat ajakan makan bareng dengan Banyu untuk mengenal lebih dekat.

14 March 2024

How: Menulis Review Buku | Book Talk


Terinspirasi dari postingan blog para blogger buku yang sudah jarang aktif, aku ingin berbagi cerita tentang bagaimana caraku menulis buku selama ini. Aku sudah lama menulis review buku di blog ini sejak tahun 2012 lalu. Di awal-awal tentu membuat review bukan sesuatu yang mudah bagiku (bahkan sampai sekarang). Sejak memulai menulis review, aku banyak belajar cara menulis review dengan memperhatikan gaya penulisan para blogger buku lainnya. Bermula dari situlah aku menemukan caraku sendiri. Melalui postingan ini aku akan berbagi bagaimana caranya menulis review versi aku ๐Ÿ˜‰

Aku memiliki dua kondisi khusus saat menulis review. Pertama, biasanya aku menulis reviewnya setelah menyelesaikan buku yang aku baca. Kondisi kedua, aku terkadang menyicil tulisan review di tengah-tengah membaca bukunya agar tidak lupa ide besar ceritanya seperti apa. Kadang-kadang saat aku sedang baca, tiba-tiba di otakku terbesit kalimat pertama pembuka tulisan review. Makanya, aku buru-buru menulisnya di notes gawai atau di Notion supaya tidak kelupaan.


Aku biasanya akan memberi penanda batas buku, mencatat halaman, dan menekan tanda bookmark ketika menemukan kutipan yang menarik, penting, dan memorable. Aku pribadi paling tidak bisa melipat ujung halaman buku karena aku tidak tega dan bagiku itu bisa merusak keindahan buku ehehe. Makanya aku tidak bisa jauh-jauh dari ponsel pintar.๐Ÿ˜‰ Karena buku yang aku baca kebanyakan dalam format buku elektronik, sebisa mungkin kutipan dan adegan yang penting aku bookmark semua. Hanya saja hal ini juga menyusahanku, sih. Aku jadi harus buka satu per satu halamannya.

Dalam membuat review, aku terbiasa menulis draft-nya di Notion dan di notes ponsel. Aku pernah coba meng-copy tulisan dari Notion, syukur font-nya sesuai dengan blog sehingga aku tidak perlu menyesuaikan formatnya agar sesuai. Aku sendiri punya 'panutan' dalam menulis review yaitu Kak Stefani Sugia dengan Bookielooker blog-nya dan Kak Sulis dengan Kubikel Romance. Aku memadukan cara menulis keduanya dengan ciri khasku. Aku banyak belajar menulis dari kedua orang tersebut. ๐Ÿ˜ Aku selalu berusaha segera menulis reviewnya begitu selesai membaca bukunya atau saat sedang membaca buku karena aku orangnya agak mudah lupa dan kesulitan mengingat jalan ceritanya.

Catatan Notion khusus Reading Challenge 2024

Langkah pertama, aku selalu menyertakan identitas buku yang mau aku review. Mulai dari cover buku, penerbit, tanggal terbit, tebal halaman, beli atau baca di mana, dan ratingnya. Semua identitas buku aku dapat dari Goodreads. Kalau bukunya versi terjemahan Indonesia, aku juga biasa mengambil dari Gramedia.com

Langkah kedua, aku menulis ringkasan ceritanya ke dalam dua paragraf tanpa memberikan unsur spoiler. Aku sendiri kurang suka membaca review buku yang mengandung spoiler karena bagiku itu mengganggu pengalaman membaca. Lalu, aku biasanya menutup ringkasan cerita dengan pertanyaan yang masih berhubungan dengan para tokohnya. Hal ini bertujuan agar pembaca blog jadi penasaran apa yang sedang diperjuangkan si tokoh utamanya. Saat menulis ringkasan cerita, aku memasukkan unsur-unsur penokohan dan karakternya, garis besar alur ceritanya, dan kutipan-kutipan yang berasal dari para tokoh serta dari pengarangnya sendiri. 

Langkah ketiga, sebelum menulis semua pendapatku soal buku, aku sengaja menyelipkan gambar yang masih berkaitan dengan buku tersebut. Gunanya gambar tersebut sebagai jeda tulisan sehingga pembaca tidak merasa bosan membaca tulisanku. Setelah itu, barulah aku menulis ulasanku secara keseluruhan mengenai siapa saja tokoh dan karakternya, siapa karakter kesukaanku dan apa yang aku tidak suka, alur ceritanya, serta gaya penulisan pengarangnya. Dalam menyampaikan kekurangan buku, aku selalau berusaha jujur dan menggunakan bahasa yang baik.

Berhubung aku sekarang juga aktif menulis review buku di Instagram—so called bookstagram, aku punya cara sendiri. Khusus di Instagram, aku berusaha menulis ulasannya lebih singkat. Urutannya kurang lebih sama seperti di blog: ringkasan cerita tanpa spoiler, dilanjutkan dengan pendapat pribadi. Pada paragraf pembukanya aku berusaha menulis hook yang bisa menarik perhatian audiens. Ceritanya aku sekalian melatih nulis copywriting, gitu ๐Ÿ‘€ 

Demikian postingan tentang caraku mengulas buku di blog. Semoga bisa meninspirasi orang-orang untuk menulis review. Buat kamu yang mau mencoba menulis review buku, tulisan pertamamu pasti jelek dan tidak sempurna. But, at least you have tried. Semakin kamu menulis jelek, semakin banyak hal yang bisa kamu pelajari dan tulisanmu akan semakin baik ๐Ÿ˜‰⭐ Terima kasih sudah menyimak!

06 March 2024

Book Review: The Dating Game by Nina Ardianti

The Dating Game

Pengarang: Nina Ardianti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit Buku: 20 Oktober 2022
Tebal Buku: 368 halaman
Beli di Gramedia Slamet Riyadi
Rating: ⭐⭐⭐⭐½










Falling in love is a horrible feeling. It opens up your chest and your heart, and it means that someone can get inside you and mess you up.

Lima tahun lalu, Emma Sjarief bertemu dengan Kemal Arsjad di sebuah acara pertunangan sahabatnya. Pembawaan Kemal yang percaya diri dan ramah membuat Emma nyaman terlibat percakapan. Dari percakapan kecil yang dibangun, keduanya semakin akrab dan mulai intens berhubungan. Baik Kemal dan Emma saling terpikat satu sama lain tanpa dapat disembunyikan. Semuanya berjalan lancar dan memang sudah seharusnya begitu. Mengingat, Kemal bahkan sudah mengajak Emma pergi bersama keluarganya untuk melihat pertandingan adik bungsunya. Namun, semua momen indah itu dihancurkan oleh Kemal dengan sebuah kalimat yang menginjak harga diri Emma. Sejak saat itu, Emma memutuskan untuk menjaga jarak dari Kemal dan tidak mau berurusan lagi dengannya. Setelah 5 tahun berlalu, Emma kembali dipertemukan dengan Kemal di suatu kesempatan yang tidak bisa terhindarkan. Pertemuan tiba-tiba itu mengharuskan Emma terus bersama Kemal. Tembok tinggi yang sengaja dibangun Emma mulai retak. Emma tidak bisa membohongi perasaannya sendiri dan ia harus siap merasakan patah hati kedua kali.

Sometimes the only person that can make you feel better is the same person that broke your heart.

Karya kak Nina Ardianti kedua yang pernah aku baca ini masih satu universe dengan novel sebelumnya yang berjudul Restart. Jika di novel Restart, tokoh laki-laki utamanya adalah adiknya Kemal, maka di novel ini giliran Kemal yang muncul. Novel The Dating Game mengambil tema second chance romance yang ditulis melalui sudut pandang Emma dan Kemal secara bergantian. Penggunaan sudut pandang pertama tiap tokoh utama membuat pembaca bisa mengerti perasaan dan pergolakan batin yang dialami keduanya. Kisah cinta Emma diawali dengan pertemuan tidak disengaja di acara pertunangan sahabat semasa kuliahnya. Pertemuan itu menciptakan chemistry yang tidak biasa hingga keduanya sering menghabiskan waktu berdua. Percikan perasaan pun mulai terlihat. Sayang, kebahagiaan bersama itu tidak terwujud karena satu kalimat sadis yang dilontarkan Kemal kepada Emma dan berakhir sudah hubungan keduanya tanpa sempat dimulai. Selang 5 tahun berlalu, Emma kembali bertemu dengan Kemal di Portugal saat berlibur bersama teman-temannya. Selama liburan bersama itu Emma berusaha tidak terperangkap oleh pesona Kemal yang sulit ditolak. Hati Emma selalu mengingatkan untuk tidak jatuh kedua kalinya.

In reality, people mess up, Ems. Jangan biarkan satu kesalahan seseorang menghilangkan kesempatan lo untuk bahagia. Sometimes good people make a bad choice, a terrible one. Tapi bukan berarti mereka harus dihukum seumur hidup atau niatnya selalu jahat ke elo. People make mistakes. We're human, after all.

Novel ini secara garis besar menceritakan percakapan Emma dan Kemal setelah perang dingin 5 tahun lalu. Emma, perempuan yang cerdas dan pandai bicara itu berusaha melindungi hatinya dengan sering membalas sarkasme saat Kemal mengatakan hal-hal yang kemungkinan besar bisa membuatnya jatuh cinta lagi. Usaha Emma sangat bisa kupahami karena Emma tidak bisa percaya dan tidak mau berekspektasi berlebihan seperti dulu dan akhirnya sakit hati lagi. Sementara itu, Kemal-nya memang sedang berusaha mendapatkan kepercayaan Emma lagi. sekaligus menyelesaikan masa lalunya Penyelesaian konflik dan perkembangan hubungan Emma dan Kemal ini terbilang agak lambat. Namun, perlahan keduanya mampu menyembuhkan luka hati masing-masing. Kehadiran tokoh lain yang menjadi pemicu konflik agaknya tidak memberi pengaruh apa-apa di dalam hubungan Emma dan Kemal. Rasanya tidak ada tokoh ini pun tidak ada bedanya. Saat Kemal menyampaikan alasan ia mengatakan hal sadis ke Emma dulu pun kurang mengena.

Meskipun begitu, aku suka sekali dengan buku ini. Bahkan jadi salah satu buku yang akan kubaca ulang tiap tahun karena interaksi dan chemistry Emma & Kemal menembus dunia nyata saking kuatnya. Segala macam pick up line cheesy-nya Kemal membuatku ikut senyum-senyum salting. Aku juga suka dengan kedua tokoh utama karena Kemal is stunning and charming. No one can't resist Kemal's charm, I thought. Same goes to Emma, perempuan yang karirnya cemerlang, cerdas, bervalue tinggi serta tahu apa yang ia mau. Adegan favorit dan memorable buatku adalah saat adegan klarifikasi dan negosiasi antara Emma dan Kemal mengenai proyek pekerjaan mereka. Di adegan itu, Emma dan Kemal sangat terlihat profesional dan smart. Perdebatan soal negosiasi antara mereka berdua sangat menarik dan menghibur. Terlebih perkataan Kemal soal "Percayalah, dengan saya, rasanya akan beda" itu damage-nya parah! Tidak lupa adegan romantis yang cukup bikin kipas-kipas, tapi tidak berlebihan.

Terakhir, aku sangat merekomendasikan novel ini buat yang suka tema ala-ala office romance dan second chance love. Ceritanya dikemas dengan ringan dan menarik. Jalan ceritanya juga mudah ditebak dan alurnya sederhana. The Dating Game memberikan sebuah pemahaman bahwa menyelesaikan masa lalu dengan orang yang lama, sebelum menjalin hubungan dengan orang baru agar beban masa lalu tidak terbawa itu penting. Kesempatan kedua bisa diberikan kepada orang yang telah menyakiti, asal sudah benar-benar menyadari kesalahan dan tidak mau mengulangnya kembali.

14 February 2024

Book Review: Ours by Adrindia Ryandisza

 Ours

Pengarang: Adrindia Ryandisza
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit Buku: 15 September 2021
Tebal Buku: 208 halaman
Baca di Gramedia Digital
Rating: ⭐⭐⭐











Nikah itu kan semuanya harusnya jadi berdua. Kalau tetap sendiri-sendiri ngapain nikah, kan?
Andi dan Prita sebelumnya adalah rekan kerja sekantor yang telah lama menjalin hubungan. Ketika masih berpacaran, keduanya telah saling terbuka tentang banyak hal. Salah satunya prinsip untuk tidak memiliki anak. Andi dan Prita punya alasan masing-masing dibalik keputusan tersebut. Mereka hanya ingin menghabiskan waktu berdua bahagia sampai tua. Namun, keputusan itu ditentang oleh keluarga Andi yang cukup konservatif. Andi dan prita sering ditanya kapan punya anak, dipertanyakan kesehatan reproduksinya, sampai dianggap melawan kodrat. Berbagai perkataan bernada sinis pun kerap datang menyakiti hati keduanya.

05 February 2024

New Year 2024: New Reading Goals

๐ŸŽŠHAPPY (LATE) NEW YEAR 2023, EVERYONE!๐ŸŽŠ

Iya, maaf. Ini telatnya sebulan banget ucapannya ๐Ÿ˜… Tahun 2023 bukan tahun yang cukup menyenangkan untuk progres membacaku. Tahun lalu aku sering terjebak reading slump karena buku-buku pilihanku ternyata tidak cukup seru dan tidak page turner jalan ceritanya. Aku pun jadi lelet baca bukunya. Yah, walaupun aku berhasil membaca 44 buku, tapi aku rasa bisa tembus 50 buku kalau menemukan buku yang seru ๐Ÿ‘€ Nah, di tahun 2024 ini aku menyusun beberapa tujuan membaca agar lebih bervariasi progres bacanya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...