Serious Princess and Stationery Prince, Volume 2
Pengarang: Aoko Fujiwara
Penerbit: Elex Media Komputindo
Terbit Buku: 24 Juli 2019
Tebal Buku: 232 halaman
Rating: ⭐⭐⭐⭐
Penerbit: Elex Media Komputindo
Terbit Buku: 24 Juli 2019
Tebal Buku: 232 halaman
Rating: ⭐⭐⭐⭐
Sinopsis:
Agar bisa diakui sebagai kegiatan yang resmi, maka Kelompok Penelitian Alat Tulis harus setidaknya menorehkan suatu prestasi. Kesempatan itu tiba dalam wujud kontes desain alat tulis. Tema kontes kali ini adalah "Alat tulis yang tak kalah oleh kesibukan". Bagaimanakah tema itu seharusnya diartikan? Filosofi hidup seperti apa yang ingin mereka berikan ke dalamnya? Bersama kisah yang tersimpan dalam alat tulis yang menjadi teman hidup sehari-hari, Kanoko dan Satsuki mendampingi para murid-murid mereka.
Setelah terbiasa dengan sisi maniak Hachiya-sensei, Kanoko semakin akrab dan mulai tertarik dengan dunia alat tulis. Kini, Kanoko mulai nyaman mengajak ngobrol Hachiya-sensei mengenai alat-alat tulis yang diketahuinya. Di sisi lain, Kelompok Penelitian Alat Tulis yang diinisiasi Pak Hachiya masih terkendala perizinan karena tidak diakui universitas. Untuk mendapat pengakuan tersebut, kelompok ini berencana untuk mengikuti kontes desain alat tulis yang diadakan perusahaan alat tulis. Saat semuanya sedang memikirkan konsep desain alat tulis, dua orang anggota klub, Hanase dan Kanade justru terlibat pertengkaran. Apakah kelompok alat tulis ini berhasil menciptakan inovasi baru di bidang alat tulis? Di sinilah kekompakan dan kreativitas kelompok ini diuji!
Pada volume kedua ini hubungan Kanoko dan Hachiya-sensei mengalami perkembangan yang lebih baik. Jika sebelumnya Kanoko sering merasa risih dengan kehebohan Hachiya-sensei, sekarang Kanoko justru menikmati obrolan soal alat tulis dengannya. Bahkan Kanoko jadi punya ketertarikan lebih pada sejarah alat tulis. Nah, di volume ini pula hadir konflik baru di antara anggota kelompok: Hanase dan Kanade yang punya perbedaan pendapat soal kontes alat tulis. Lalu, disusul dengan konflik Hanase dengan pacarnya yang tiba-tiba memutuskan tinggal bersamanya dan ikut jadi member kelompok. Saat sedang sibuk mendampingi proyek desain ini, Kanoko kedatangan keponakan adiknya. Ia pun harus menjaga dan mengawasinya selama seminggu. Masalah yang dihadapi Kanoko ini membuatku tersentuh dengan pemikiran keponakannya yang masih kelas 1 SD itu. Walaupun konfliknya banyak, tapi penulisnya berhasil memberikan penyelesaiannya tanpa tumpang tindih dan ringkas.
Buatku komik ini memberikan wawasan tambahan soal alat tulis yang kelihatannya sepela, tapi ternyata kalau dikembangkan sesuai kebutuhan, akan semakin efektif dan efisien. Aku pun baru tahu di Jepang ada kompetisi design alat tulis yang diadakan oleh perusahaan alat tulis bersama masyarakat umum dari berbagai latarbelakang. Ada yang kerja sama dengan mahasiswa biologi, sekolah khusus anak perempuan yang kemudian menghasilkan alat tulis yang fungsinya menunjang pekerjaan mereka. Selain dilihat dari fungsi, inovasi alat tulis juga dilihat dari desainnya yang menarik seperti sticky note yang berbentuk tumpahan kopi. Aku cukup senang dan terhibur membaca komik ini karena ide ceritanya unik dan memberikan banyak informasi serta perspektif lain dari sebuah alat tulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar