26 Oktober 2024

Cara Mengatasi Reading Slump | Book Talk

Beberapa bulan ini tiba-tiba aku merasa tidak ada minat untuk baca buku alias reading slump. Padahal di bulan-bulan sebelumnya aku bisa menamatkan banyak buku. Kalau sudah begini, biasanya sudah pasti progres membaca bulananku akan melambat bahkan terhenti.

Kadang-kadang muncul perasaan tertinggal karena melihat progres membaca orang lain jauh lebih banyak dan beragam. Lebih parah lagi malah jadi membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Maka dari itu, agar reading slump-ku nggak jadi toksik buat diri sendiri, aku melakukan beberapa hal ini:

Tidak memaksakan diri untuk baca buku
Menurut Rina Ulwia dan Esti Nurelysa di buku Indonesia Membaca, kegiatan membaca menuntut otak pembaca untuk berpikir. Nah, ketika sedang reading slump, sistem limbik kita akan menolak kita berpikir. Mau serajin dan sesuka aku terhadap buku, kalau dipaksa ya, nggak akan bisa. Jadi aku memutuskan untuk nggak memaksakan diri untuk baca buku karena akan percuma juga. Otakku perlu diberi jeda istirahat biar bisa fokus membaca lagi.

Melakukan hobi yang lain
Selagi aku dalam mode reading slump, aku mengalihkan fokusku ke hobi yang lain seperti menulis, dengerin podcast, dengerin musik, nonton Youtube dan lainnya. Selagi menjalani hobi lain ini, aku mengikuti info comeback idol K-Pop, belajar bahasa Jepang di Duolingo, belajar menggambar dari dasar dan ikut kelas-kelas mini daring.

Membaca ulang buku kesukaan
Aku menemukan kebahagiaan dan kesenangan sendiri saat membaca ulang novel-novel favoritku. Ketika membaca ulang, aku sering menemukan hal-hal detail yang nggak aku temui sebelumnya. Sehingga kegiatan membaca jadi makin seru. Di saat reading slump, aku membaca ulang tiga novel yaitu Secangkir Kopi dan Pencakar Langit, Satu Ruang, dan Dua Jejak. Ketiga buku tersebut berhasil membuat minat membacaku mulai naik sedikit. Rasanya senang bertemu karakter-karakter yang banyak masalah cintanya itu 😁 Sayangnya, aku belum sempat bikin review-nya karena kecepatan membacaku tidak sebanding dengan kecepatan menulisnya πŸ˜”

Baca buku kurang dari 300 halaman
Ini cara yang aku coba belakangan ini. Sering kali aku mendapati saat lihat buku dengan jumlah 300-400 halaman malah bikin muncul rasa tertekan dan khawatir sebelum memulai. Maka dari itu, aku coba eksplor bacaan yang kurang dari 300 halaman dan hasilnya aku bisa lebih santai baca dan progresnya juga cepat.

Berani untuk do not finish dan membaca skimming
Saat baca buku, aku pernah mengalami kebosanan. Entah karena topiknya kurang menarik dan memang bosan aja. Aku pribadi masih agak sulit melakukan DNF ini karena apa yang kubaca, harus bisa diselesaikan. Untuk saat ini, kalau aku betul-betul nggak bisa DNF, aku akan baca skimming alias baca cepat di bagian yang penting dan seru aja. So far, teknik ini lebih berhasil.

Demikian hal-hal yang aku lakukan ketika reading slump.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...