17 Agustus 2020

Book Review: The Game of Love by Ika Vihara

The Game of Love
Penulis: Ika Vihara
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: July 2019
Tebal Buku: 288 halaman
Rating: 3 of 5 stars
Baca di Gramedia Digital
Apa menurutmu mudah menerimanya? Jika laki-laki yang kamu cintai menghianatimu dan punya anak dengan kakakmu sendiri?
Kehidupan Edna Atalia semakin terasa menyedihkan ketika kakak satu-satunya, Elma meninggal dalam tragedi kecelakaan bersama Rafka, suami Elma. Kematian kedua orang tersebut membuat Edna harus menjadi orang tua pengganti bagi Mara, anak Elma dan Rafka yang berumur dua bulan. Kematian itu membuat Edna hidup sebatang kara. Pada saat pemakaman berlangsung, Alwin Eljas, saudara kembar Rafka mendatangi keluarganya yang tengah bersedih. Kedatangan itu mengingatkan Edna tentang perasaannya terhadap Alwin yang bertepuk sebelah tangan.
But we are expected to get married. That is part of our society and that is the right thing to do.
Pasca kematian itu, Edna kerap mengajak Mara mengunjungi keluarga Rafka setiap seminggu sekali. Keluarga Rafka juga memperlakukan Edna seperti anak sendiri. Selama ini Edna telah membesarkan Mara seorang sendiri sembari mengurus bisnis bakery E&E. Ketika Edna mengunjungi keluarga mertua kakaknya, ibu Rafka menjodohkan Edna dengan Alwin. Perjodohan itu pun disetujui oleh Edna dan Alwin dengan kesepakatan yang saling menguntungkan. Mampukah Edna menjalani kehidupan pernikahan tanpa perasaan cinta?
Jalan hidup yang benar di mata masyarakat, ketika kita sudah berada pada usia yang cukup, sudah lulus kuliah, sudah punya pekerjaan, maka orang-orang di sekitar kita, baik secara terang-terangan maupun tidak, menginginkan kita untuk menikah. We will be gently reminded about marriage. And just about time we will get sick and tired of that societal pressure.
Salah satu novel yang menjadi TBR di rak Gramedia Digitalku. Pertama kali membaca novel ini, aku tidak berekspektasi apa-apa. Aku cukup menikmati jalan ceritanya. Halaman-halaman awalnya membuatku penasaran dengan nasib Edna yang harus kehilangan kakak tersayangnya. Sayangnya, penggambaran karakter Edna tidak konsisten. Di awal bab, Edna digambarkan menyukai Alwin, lalu dibuat membenci Alwin, kemudian berubah lagi saat menikah. Ketika menikah, Edna tiba-tiba agresif menginginkan anak. Padahal sebelumnya ragu akan melakukan hubungan seksual sama Alwin. Sifat Edna di dekat Alwin juga sering berubah-ubah: kadang marah, kadang cuek, kadang manja banget, dan lainnya. Tapi di satu sisi, Edna adalah orang yang tangguh, kuat, mandiri dan bertanggungjawab sebagai ibu.
Inti dari pernikahan adalah ketika salah satu ingin menyerah, yang lain memaksanya berdiri dan berjalan bersama lagi. Jangan sampai, ketika salah satu tidak mau berjuang, yang lain membiarkan.
Sedangkan, perkembangan karakter Alwin dibangun perlahan. Perubahan perasaan Alwin terhadap Edna juga tidak instan, tidak tergesa-gesa langsung jatuh cinta. Aku menyukai cara Alwin memperlakukan Edna dengan penuh tanggung jawab. Meskipun sifat Alwin kadang bikin emosi ya. Cuek tapi kok ya perhatian. Oh iya, aku merasa gemas dengan interaksi Alwin dan Mara yang sedang menyanyikan lagu anak-anak. Anyway, aku dibuat bingung dengan nama Edna ini. Di halaman 26, nama Edna ditulis Enya dan dipanggil 'Nya' bukan 'Na'. Last, pesan yang bisa diambil dari novel ini adalah jadilah orang yang mau mendengar orang lain. Jangan egois ingin selalu didengar. Karena dengan begitu kita bisa belajar memahami orang lain. Selain itu, di dalam novel ini banyak menyinggung tentang pernikahan yang menjadi goals masyarakat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...