23 April 2016

Manga Review: The Garden of Words by Makoto Shinkai (Story) and Midori Motohashi (Artwork)


The Garden of Words
by Makoto Shinkai [Story] and Midori Motohashi [Artwork]
Penerbit: m&c!
Tebal buku: 220 halaman
 Tahun terbit: 2014
Rating: 5 of 5 stars

 なるかみの、すこしとよみて、
さしくもり、
あめもふらか、
きみをとどめむ  
[Saat suara petir bergemuruh,
langit ditutupi awan mendung dan hujan turun,
kau baru akan singgah.]
-from Man'yoshu, book 11, verse 2,513

Takao Akizuki, anak SMA berusia 15 tahun, bercita-cita menjadi pembuat sepatu. Takao sangat menyukai hujan, maka ketika pagi hari hujan turun ia akan membolos pada jam pertama sekolahnya lalu pergi ke taman Nasional Shinjuku Gyoen sembari menikmati hujan. Ia selalu membawa buku sketsanya untuk menggambar desain sepatu. Suatu hari ketika ia menuju taman untuk berteduh, ia melihat seorang wanita bernama Yukari Yukino-27 tahun-sedang duduk di sana. Dalam diam Takao sibuk membuat sketsa gambar sepatu hak tinggi. Kemudian tanpa sengaja ia menjatuhkan penghapusnya, wanita itu pun memungutnya. Dengan berani ia bertanya apakah mereka pernah bertemu. Namun wanita itu justru mengucapkan sebuah haiku (puisi pendek). Wanita benama Yukari berlalu meninggalkan Takao sendirian.

Manusia itu semuanya, entah bagaimana, akan menjadi aneh sedikit demi sedikit.

Semenjak pertemuan awal itu Takao menjadi tidak sabar menunggu hujan tiba. Ia langsung bergegas menuju taman tidak peduli dengan tepias hujan yang membasahi bajunya. Rupanya wanita yang ditemuinya kemarin ada di sana sedang menikmati sekaleng bir. Wanita itu menyapanya sembari tersenyum, Takao dibuat tersipu. Seperti yang sudah-sudah, Takao mengeluarkan buku sketsanya dan menggambar desain sepatu yang digunakan Yukari. Yukari membuka percakapan di antara mereka yang kemudian berlangsung akrab. Hanya sebentar begitu hujan reda Takao berpamitan karena ia hanya membolos saat pagi hujan saja. Pertemuan itu membuat Takao ingin bertemu Yakari walau sudah buka musim hujan.
Pokoknya tugas utama pelajar adalah belajar. Manusia yang bahkan tidak bisa melakukan hal dasar itu, takkan bisa melakukan hal lain. Bahkan hal yang sepele sekalipun.
Aku masih belum tahu apapun tentang orang ini. Pekerjaannya, usianya, masalah yang dihadapinya bahkan namanya. Walaupun begitu aku tidak bisa menahan diriku untuk tertarik padanya.

source: www.etsy.com
Komik The Garden of Words adalah adaptasi dari anime drama berjudul sama; (Jepang: Kotonoha no Niwa) yang diproduksi oleh Shinkai Creative, CoMix Wave Films dan dibuat ilustrasinya oleh Midori Motonashi dirilis pada tahun yang sama. Well, dari cover komiknya sudah memberi kesan inilah karya Makoto Shinkai yang indah. Ilustrasinya digambar sangat detail dengan perpaduan warna bunga merah muda, dedaunan hijau yang basah oleh hujan sudah mewakili isi cerita yang agak sendu. Alur ceritanya kombinasi, di awal kita diperlihatkan sosok Takao yang menangis sedang menatap seseorang-secara tidak langsung menggambarkan adegan yang terjadi di akhir cerita. Alur mundur menceritakan masa lalu Yukari. Kedua tokoh berperan besar dalam perubahan kehidupan masing-masing. Bagaimana Takao yang semenjak bertemu dengan Yukari menjadi sosok pekerja keras dalam bekerja tidak lupa belajar; menciptakan sepatu yang bisa membuat orang-orang ingin banyak berjalan. Pun dengan Yukari dapat kembali 'berjalan' dan mengatasi rasa takutnya.

Artwork atau desain komiknya sangat berkesan. Detail gambar hujan, dedaunan, bunga, bangunan dan sebagainya memberi kesan nyata dan hidup, penggambaran hujannya seperti mewakili perasaan kedua tokoh yang mempunyai masalah masing-masing sehingga sebagai pembaca aku dapat merasakan kegalauan yang dihadapi mereka. Ditambah dengan bait haiku (puisi pendek) semakin memperkuat suasana. Namun, jenis percintaan berbeda umur yang agak jauh bukan favoriteku, sih ^^a. Overall, komik ini memberi pesan bahwa sesulit apapun masalah yang dihadapi, kita tidak boleh lari. Lewat karakter utamanya aku juga belajar untuk selalu belajar dan bekerja keras mewujudkan mimpi-mimpiku-bahkan jika mimpi itu tak akan terwujud. Mungkin kapan-kapan aku harus menonton versi animenya :) Cerita ala Makoto Shinkai tak pernah membuatku kecewa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...