20 November 2024

Book Review: Second Hope by Flara Deviana

Second Hope

Pengarang: Flara Deviana
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit Buku: 26 Desember 2023
Tebal Buku: 368 halaman
Baca di Gramedia Digital

Rating: ⭐⭐⭐⭐









Suara yang harus kudengar adalah diriku sendiri, bukan orang lain. 
Aku yang seharusnya menyeret diriku keluar dari perangkap, bukan orang lain.
Dan satu-satunya yang bisa menghidupkan harapanku, ya aku sendiri
Nora Alexander adalah sosok perempuan yang memiliki segalanya. Background keluarganya yang ternama dan kaya raya membuatnya dipuja dan disukai banyak orang. Namun, bagi sebagian lagi menganggap Nora seperti sosok penyihir yang jahat dan bermulut kejam. Di tengah kehidupannya yang serba ada itu, Nora sebenarnya menyimpan banyak luka hati yang berasal dari trauma masa lalunya. Sehari-hari hidupnya seperti berada di neraka dan malamnya selalu berakhir dengan mimpi buruk. Keadaan membuat ia menjadi pecandu alkohol. Tiada hari tanpa alkohol. Seperti hari-hari lainnya, Nora akan menyembunyikan diri dari dunia ketika sedang kacau. Salah satu tempat teraman baginya adalah Sebastian Prasetya, teman semasa SMP yang menjalin hubungan tanpa nama dengannya.
Kita udah melalui banyak hal selama bertahun-tahun, apa nggak ada satupun yang bisa lo jadiin alasan supaya gue bisa sama-sama lo?
Suatu hari Nora mendapat proyek baru di kantornya. Agar proyeknya berjalan dengan baik, Nora harus bekerja sama dengan arsitek baru bernama Adnan Bratajaya. Dalam menjalankan proyek tersebut, Nora harus sering bertemu Adnan. Sikap Adnan yang cenderung sabar, pengertian, dan penyayang membuat Nora kerap berdebar-debar. Namun, Nora menyadari hidupnya yang terlalu berantakan membuatnya harus menjauh dari Adnan. Sayangnya, Nora juga tidak bisa menampik keberadaan Adnan yang memberinya ketenangan dan harapan baru ketika ia sedang berjuang menyembuhkan traumanya.
Kalau gue nggak bisa berenang bareng lo, gue nggak apa-apa ada di posisi kapal. Yang penting, lo tau, lo nggak berenang sendirian...

Never expected that this book will bring me into tears! Awalnya aku pikir novel ini akan berisi kisah cinta yang lovey-dovey bikin senyum-senyum sampai gigi kering. Ternyata ekspektasiku kejauhan! Sebelumnya aku pernah membaca novel Second Chance yang memiliki genre romance-hampir-tragis, tapi Second Hope ini jauh lebih berat dan kelam. Mulai dari prolog sampai bab terakhir, aku seakan diajak prihatin dengan kondisi Nora yang jauh dari baik-baik saja. Novel ini berfokus pada konflik batin Nora yang penuh trauma karena keluarganya. Sejak bab awal, penulis sudah menunjukkan kondisi terparahnya Nora ketika keluarganya kembali berulah: ia akan menghindari orang lain dengan menyembunyikan diri di kamar selama yang ia mau.

Nora memang datang dari keluarga terpandang dan memiliki banyak hal, tapi tidak dengan kehangatan dan kasih sayang keluarga. Nora dengan segudang trauma yang ia miliki menjadikannya sosok yang keras kepala, defensif, tertutup, dan seenaknya sendiri. Sejujurnya aku kurang suka dengan karakter Nora yang cenderung meledak-ledak. Rasanya ikut capek tiap Nora bertingkah dan bikin orang-orang panik. But, at the same time, aku berempati dan paham betul bagaimana frustasi dan sesak yang dirasakan Nora karena generational trauma-nya. Aku bisa relate dengan coping mechanism-nya Nora yang suka menyembunyikan diri dari orang-orang saat sedang bermasalah. Cara kak Flara dalam menulis narasi membuatku bisa memahami isi kepala Nora yang rumit dan berat.

Di tengah perjuangan menghadapi trauma, Nora punya tempat aman yaitu Sebastian Prasetya, teman dekatnya sejak SMP yang menjalin hubungan tanpa nama dengannya. Sebastian ini selalu ada buat Nora. Sesibuk apapun, ketika Nora membutuhkannya, dia akan datang. Well, aku tidak mendukung hubungan toxic-nya Nora dengan Sebastian yang rasanya bikin kedua pihak saling patah hati. Aku suka sama Bastian yang berusaha ada buat Nora, tapi aku juga pengin Sebastian mencapai kebahagiaannya sendiri. Setiap membaca bagian Sebastian, aku pengin bilang "You deserve better, mas" πŸ˜”πŸ–️ Stop hurting yourself.

Soal tokoh favorit, Mas Adnan Bratajaya jadi kesukaanku. Sejak awal, karakter Adnan yang penyayang, penyabar, dan pengertian digambarkan cukup baik melalui dialog dan sikapnya. Sebagai pembaca, aku bisa turut merasakan bagaimana lembutnya perlakuan Adnan ke Nora. Aku suka Adnan yang beberapa kali mengingatkan Nora untuk berprogres pelan-pelan. Aku suka mengikuti interaksi Adnan dan Nora yang sering ribut kecil, tapi chemistry di antara mereka terasa kuat. Aku senang saat kondisi Nora mulai membaik saat bersama Adnan. Saat membaca adegan [redacted] itu, aku sudah bisa menduganya apa yang akan terjadi sebelumnya. Namun, tetap saja aku merasa sedih dan turut prihatin dengan Nora. Tidak lupa dengan tokoh-tokoh sahabat Nora: Arka, Dela, Rissa, dan Via yang selalu berusaha hadir menenangkan Nora.

Konflik yang diangkat dalam novel ini cenderung berat yaitu trauma generasional yang dialami Nora. Melalui sudut pandang dan interaksi Nora dengan keluarganya, aku bisa memahami bagaimana pikiran dan perasaan orang-orang yang sedang depresi berat. Aku jadi menyadari bahwa hubungan dan pola asuh orang tua yang kurang baik ternyata bisa diturunkan kepada anak-anaknya. Penggunaan sudut pandang ketiga tokoh utama membuatku bisa memahami pergolakan batin tiap tokohnya. Aku cukup puas dengan perkembangan hubungan Nora dan ayahnya yang terbangun dengan baik dan perlahan. Memang belum sepenuhnya membaik, tapi kedua tokoh bapak-anak itu sama-sama saling berjuang memperbaiki diri. Sebuah closure yang menyedihkan, tapi juga melegakan buatku.

Terakhir, novel ini berhasil menunjukkan pentingnya isu kesehatan mental, hubungan sehat dengan keluarga, dan bertahan hidup. Aku yang pernah berada di posisi Nora (walaupun isu penyebabnya berbeda) seperti diingatkan kembali untuk mensyukuri hal-hal di sekitar termasuk orang-orang yang menyayangiku dan berusaha bertahan hidup meski dengan alasan-alasan sederhana. Untuk kamu yang mau baca buku ini, aku sarankan pastikan mentalmu dalam keadaan baik, ya, karena novel ini cukup triggering πŸ˜”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...