27 Februari 2017

Manga Review: Assassination Classroom, Volume 10 by Yusei Matsui


Assassination Classroom #10
Pengarang: Yusei Matsui
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal buku: 192 halaman
Terbit buku: 10 Agustus 2016
Rating: 4 of 5 stars
Kamu nggak boleh putus asa cuma karena kalah sekali atau dua kali!! Kekalahan itu nggak ada apa-apanya dibandingkan kemenangan yang suatu saat nanti akan kau capai.!
Dalam usaha membunuh Pak Koro, semua murid kelas 3-E melancarkan berbagai macam cara termasuk memanfaatkan barang-barang keseharian--tidak hanya berbekal senjata saja. Seperti menggunakan telur ayam yang akhir-akhir ini terlalu banyak diproduksi sehingga harga jualnya pun turun. Kini giliran Kayano yang memberi ide cara membunuh Pak Koro, dengan menjebaknya makan puding. Kemampuan memasak Kayano cukup baik. Ia menggunakan telur-telur tadi sebagai campuran adonan puding. Rencananya ia membuat puding raksasa sesuai harapan Pak Koro yang dahulu dikatakan kepadanya. Nantinya di bagian dasar puding akan diberi bom anti Pak Koro. Sehingga saat target memakannya sampai bawah ia akan terkena ledakan bom itu. 

Untuk menjamin rencananya sukses Kayano dibantu oleh teman-temannya dan adonan pudingnya pun sudah dimodifikasi agar kuat strukturnya dengan mencampur bubuk agar-agar ke dalam gelatin. Pembuatan puding akhirnya selesai setelah didinginkan semalaman dan diberi saus karamel. Sang target alias Pak Koro terlihat sangat senang bukan main melihat puding raksasa yang ada di depannya. Sampai-sampai air liunya menetes. Langsung saja Pak Koro terjun ke atas puding sambil membawa garpu dan sendok. Sementara itu para murid memperhatikan Pak Koro dari jauh karena takut terkena ledakan bom yang tadi sudah ditanam. Kayano yang sudah di dalam kelas itu tiba-tiba berubah pikiran ingin menghentikan Pak Koro memakan puding buatannya setelah mengingat kembali usaha kerasnya membuat puding itu. Hasil akhirnya, Pak Koro berhasil mengambil bom di dasar puding dan alat pengendalinya.
Kombinasi Pak Koro dan Pak Karasuma tak bisa dikalahkan! Makhluk hidup terkuat bersama-sama menyerang kami demi menambah jumlah PR.
Tentu saja kami 'kan guru. Berusaha mengembangkan kemampuan murid yang ada di hadapan kami. Itulah insting semua guru. 
Memasuki semester 2 Pak Karasuma memberi latihan free running yang nantinya akan digunakan untuk memudahkan aksi membunuh Pak Koro. Di dalam free running, para murid harus memahami kekuatan tubuh, teknik pasif dan kemampuan memperhitungkan jarak dan tingkat keamanan pijakan secara akurat. Di lain waktu Pak Koro mengajak para murid bermain polisi dan penjahat dengan mempraktikan free running yang sudah diajarkan sebelumnya. Pak Karasuma dan Pak Koro menjadi polisi dan para murid menjadi penjahatnya.


Bagaimana aku bisa terus mengajar murid-muridku kalau aku sendiri tidak mengembangkan diri setiap harinya?
Kemudian suatu hari terdengar gosip Pak Koro mencuri pakaian dalam!



Koleksi komik Assassination Classroom-ku menumpuk sampai enam volume saking sibuknya kuliah (´._.`) Aku paling suka adegan Pak Koro dicurigai sebagai pencuri pakaian dalam wanita! Sumpah aku bacanya sambil nyengar-nyengir melihat sikap Pak Koro yang well dia dituduh dan tidak terima, tetapi dia mengakui bahwa jiwa dan raganya itu penuh kemesuman XD Satu hal yang nggak boleh ditiru adalah guru tidak boleh membaca majalah dewasa di kelas(?). Aku salut dengan kebersamaan murid kelas E yang berusaha membantu Itona kembali utuh seperti manusia pada umumnya. Terlepas dari sikap Terasaka yang seenaknya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...