azuresekai

18 November 2021

Book Review: Stay With Me Tonight by Sofi Meloni

Stay With Me Tonight
Oleh: Sofi Meloni
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: Juni 2015
Tebal Buku: 280 halaman
Rating: 4 of 5 stars
Baca di Gramedia Digital
Sulit dipercaya bagaimana dua orang yang sama-sama terluka berusaha untuk saling menyembuhkan luka yang ada.
Kehidupan Ayu yang damai berubah menjadi neraka di bumi ketika ibu angkatnya menikah. Laki-laki yang dinikahi ibu angkatnya itu gemar mabuk-mabukan, suka judi, dan menjual Ayu. Ayah angkatnya tidak segan-segan memukul dan menyiksa Ayu dan ibunya ketika membutuhkan uang. Ayu tidak sudi melihat ibunya disiksa. Berkali-kali pula ia meminta sang ibu pergi meninggalkan ayahnya. Namun, ibu selalu membela suaminya dengan dalih si suami tidak akan melakukannya lagi. Lebih parah lagi, ayahnya pernah menjual Ayu. Pada suatu malam Ayu diseret dan dijual kepada pengunjung laki-laki di sebuah bar. Ayahnya membuat penawaran bagi siapapun yang berani membayar mahal berhak mendapatkan Ayu.
Mungkin pertemuan kita diawali dengan cara yang salah dan mungkin juga pada dasarnya dua orang yang sama-sama terluka tidak seharusnya bersama.
Seorang laki-laki di situ berhasil membayar mahal dan membawa Ayu ke tempat tinggalnya. Seperti pepatah "keluar dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya", Ayu mengira laki-laki itu akan menyelamatkan dirinya. Namun yang terjadi Ayu harus melayani nafsu laki-laki itu di apartemennya. Ayu pun diberi kartu akses masuk apartemen oleh si pemilik dan setiap pukul 10 malam Ayu harus sudah berada di apartemen nomor 1109. Seperti malam-malam lainnya, tubuh Ayu digerayangi laki-laki itu sampai hasrat lelakinya terpenuhi. Usai memuaskan nafsu, Ayu mendapatkan beberapa lembar uang ratusan ribu, lalu pulang ke rumah.
Kamu tahu. Terkadang salah satu alasan yang membuat kita membenci seseorang adalah karena kita terlalu menyayangi dan peduli akan orang itu. 
Meskipun sering menjadi teman tidur, Ayu dan laki-laki tersebut tidak mengetahui identitas dan latar belakang kehidupan masing-masing. Hal terpenting bagi mereka adalah bisa memuaskan nafsu dan mendapatkan uang. Seiring berjalannya waktu, Ayu mulai nyaman dengan semuanya. Apartemen 1109 menjadi rumah keduanya dan ia mulai tertarik dengan kehidupan laki-laki yang dipanggil nama Benny Kurniawan itu.


Novel ini dibuka dengan paragraf yang memuat adegan dewasa dan halaman pertamanya berhasil mendorongku untuk terus lanjut membaca. Pada beberapa bab awal penulis hanya memperlihatkan interaksi keseharian kedua tokoh utamanya tanpa menyebutkan nama mereka. Meski tanpa menyebutkan nama, percakapan yang dibangun antara kedua tokohnya tidak membuatku bingung. Aku menyukai cara penulis membangun chemistry kedua tokoh utamanya secara perlahan-lahan, dimulai dengan saling tahu nama masing-masing hingga latarbelakang keduanya. Bisa dibilang proses membangun chemistry ini agak lamban. Namun, berkat gaya penulisannya yang mengalir, aku jadi tidak sabar ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Penggambaran karakter tiap tokohnya cukup detail dan terasa hidup. Kedua tokoh utama memiliki konflik masing-masing. Ayu mengalami tindakan kekerasan dari ayah tirinya dan mencoba bertahan hidup di tengah kehidupannya yang carut marut dan ia kedatangan Ditto-laki-laki di masa lalu yang kembali di hidupnya. Ayu juga mengalami konflik batin yang menginginkan kehidupan nyamannya berlangsung lama bersama Benny. Di lain sisi, Ayu berusaha realistis bahwa semuanya akan hilang begitu hubungannya dengan dengan Benny berakhir. Sedangkan Benny masih belum beranjak dari masa lalunya karena seseorang bernama Yuana. Ada pula tokoh pendukung Ditto dan Yuana yang juga memiliki peran dalam perkembangan ceritanya.

Novel ini diceritakan melalui dua sudut pandang, sebagian besar dari Ayu dan menjelang akhir bab dari Benny. Penggunaan sudut pandang dari kedua tokoh utama membuatku lebih memahami perasaan dan pikiran mereka masing-masing. Menjelang bab akhir pada sudut pandang Benny, suasana ceritanya mulai berubah menjadi lebih gloomy dan menyedihkan. Narasi Benny yang kelam benar-benar berhasil mempengaruhiku secara emosional. Aku jadi ikut merasa sesak saat membaca sudut pandang Benny yang penuh dengan keputusasaan, rasa bersalah yang begitu besar, dan penyesalan. Satu hal yang menjadi kekurangan novel ini adalah mendekati bab akhir, ceritanya terasa ditulis terburu-buru. Proses Ayu menyembuhkan luka hatinya dan bangkit dari masalahnya dengan Benny tidak diperlihatkan. Padahal bagian itu menurutku bagian itu sangat penting dalam perkembangan hubungan Ayu dan Benny.

Akhir kata, aku sangat menikmati kisah bittersweet Ayu dan Benny yang berhasil membuatku penasaran dengan latarbelakang kedua tokoh sampai keberlanjutan ceritanya. Gaya penulisannya yang sederhana dan mengalir membuatku mudah menyelesaikan buku ini dalam waktu singkat. Bahkan aku menyesal mengapa tidak segera membaca buku ini sejak dulu :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar