azuresekai

18 Januari 2016

Manga Review: BLEACH, Volume 59 by Tite Kubo


BLEACH #59
Pengarang: Tite Kubo
Penerbit: m&c!
Tebal: 192 halaman
Tahun Terbit: 2015
Rating: 5 of 5 stars
Orang akan mati jika berlatih tanpa menyembuhkan diri dan makan.
Ichigo dan Renji menembus dinding roh Gatonden dengan sangat heboh memperdebatkan siapa yang harus menjadi landasan saat jatuh nanti. Renji mencengkram baju Ichigo tidak sengaja membukanya lalu Kon si boneka singa itu jatuh (harus) ikhlas jadi landasan empuk untuk Renji dan Ichigo. Mereka pun masih terlibat percakapan entah-itu-apa-gaje banget. Tiba-tiba seorang perempuan gemuk dan berdada besar muncul menyapa kedatangan mereka di tempat itu.
Dengan penuh semangat, perempuan tersebut memasak banyak makanan untuk mereka. Ukuran makananya jumbo semua. Kebetulan Ichigo dan Renji sedang lapar. Mereka pun makan dengan lahap. Bahkan makanan berbentuk cacing gemuk juga dimakan... =v=


Selesai mengisi tenaga, Ichigo dan Renji harus mendatangi Hououden, istananya Ouetsu Nimaiya sang pembuat zanpakutou. Ouetsu adalah orang yang tidak bisa ditebak. Lagi-lagi kedatangan Ichigo dan Renji disambut meriah pakai lampu disko. Muncul sang pemilik tempat beserta perempuan-perempuan seksi berdada besar. Mereka bertiga (bersama Kon) kaget. Namun, Ichigo tidak yakin kalau mereka semua perempuan, bisa jadi laki-laki. Ouetsu senang menjahili Renji dan Ichigo. ia menyuruh mereka melakukan hand stand bentuk pisang, dan mereka nurut-nurut saja XD Cukup bermain-mainnya, Ouetsu kini memperlihatkan sisi seriusnya. Ichigo dan Renji harus melawan Asauchi agar Zanpakutou mereka diperbaiki.


Di pihak lain, Kenpachi dan Yachiru Unohana berlatih (atau) saling memperlihatkan siapa yang paling kuat di penjara besar bawah tanah pusat bernama Muken. Percakapan yang mulanya biasa mulai mempengaruhi emosi satu sama lain. Mereka kemudian saling menyerang tanpa peringatan, pedang saling bertabrakan. Kenpachi penuh aura emosi dan amarah. Kebalikannya Unohana justru terlihat tenang, tapi penuh kehati-hatian. Rupanya pertarungan tersebut berkaitan dengan masa lalu mereka.
Selamat tinggal. Kau satu-satunya orang yang dapat membawa kebahagiaan padaku.
Kembali ke Ichigo dan Renji yang bertarung mati-matian menghadapi zanpakutou Asachi selama tiga hari tiga malam. Badan Renji berdarah-darah penuh luka dan Ichigo mengalami hal yang sama hingga terkapar tak berdaya di lantai. Lalu apakah mereka berhasil mengalahkan Asauchi?

Komik ini makin seru walaupun kepanjangan dan kebanyakan karakter jadi susah ngehafalnya. Di chapter awal sudah dibuat tertawa dengan adegan Ichigo dan Renji yang dari dulu tidak pernah tidak heboh. Belum lagi boneka Kon yang apes melulu. Ichigo juga orangnya tetap keras kepala, di saat seharusnya ia tenang, fokus menyembuhkan diri, ia justru mengkhawatirkan kondisi teman-temannya yang sedang berjuang di medan perang. Chapter terakhir sangat menyita perhatianku dengan sebuah rahasia besar juga masa lalu seorang Isshin. Can't wait for the next chapter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar